Pada Wisata Literasi Nasional kali ini diberikan anugerah pegiat literasi. Ada beberapa kategori. Diantaranya adalah Pejabat Literasi, Kepala Sekolah Literasi, Guru Inspirator Literasi. Saatun Nuzuliyah, salah satu pengajar SMP Pomosda Tanjunganom Nganjuk menerima Anugerah Literasi kategori Guru Inspirator Literasi.
Wisata Literasi Nasional adalah kegiatan yang diselenggrakan Forum Indonesia menulis (FIM). Forum ini diketuai Fakhrul Arrazi. Pemuda Kalimantan ini berdedikasi meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan literasi.
Tahun ini WLN Jawa Timur diadakan di Malang pada tanggal 17 Desember 2023. Sekitar 700 peserta yang berprofesi sebagai guru memenuhi gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang. Mereka berdatangan dari penjuru kota se-Jawa Timur. Acara dimulai tepat pukul 07.00 dengan materi Literasi oleh Bang Aswan, salah satu penulis dan anggota FIM. Acara selanjutnya adalah laporan ketua panitia. Aini Rizqoh, seorang pengajar salah satu sekolah di Malang yang menjadi ketua panitia kali ini.
Selanjutnya adalah materi dari ketua FIM. Pemuda keren ini menceritakan perjuangannya mendirikan komunitas di bidang literasi berskala nasional. Perjuangan yang tidak mudah mengajak pejabat daerah untuk memberikan dukungannya. Dukungan itu berupa regulasi dengan surat perintah kepada sekolah-sekolah agar mengirimkan perwakilannya mengikuti Wisata Literasi Nasional di daerahnya masing-masing. Forum Indonesia menulis adalah wadah pengembangan sumber daya manusia di bidang peningkatan kompetensi literasi, personal branding, pembangunan karakter, dan professional karir. FIM mempunyai beberapa program diantaranya adalah Guru Inspirator Literasi, Anugerah Literasi Indonesia, Guru Motivator Indonesia, dan Writervator.
Fakhrul Arrazi mampu membawa audiens terbakar motivasinya. Dia memperlihatkan slide yang berisi gambar. Ada tiga kalimat di sampingnya. Pekerja sedang menyusun batu. Pekerja sedang menyusun tembok, dan pekerja sedang membangun rumah yang indah. Seperti itulah gambaran seorang guru di kelas. Apakah mereka sedang mengajarkan sebuah materi? Apakah sedang menyimak presentasi atau sedang menyiapkan generasi yang tangguh? Hal itu menyadarkan kami bahwa mengajar itu kerja yang hasilnya bisa dilihat jangka panjang. Apakah peserta didik kita mampu menjadi manusia yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan bangsanya.
Fakhrul Arrazi juga membawakan cerita Dita, gadis kecil yang harus kehilangan kedua tangannya karena dipukul ayahnya berkali-kali. Gadis kecil itu menggambar di mobil ayahnya dengan paku. Cerita yang sudah familiar itu masih mampu membuat audiens menitikkan air mata. Ketua FIM bertanya apakah kita sebagai guru juga memutus tangan-tangan kreatif peserta didik kita? Masih adakah Dita-Dita di lingkungan kita?
Pada Wisata Literasi Nasional kali ini diberikan anugerah pegiat literasi. Ada beberapa kategori. Diantaranya adalah Pejabat Literasi, Kepala Sekolah Literasi, Guru Inspirator Literasi. Saatun Nuzuliyah, salah satu pengajar SMP Pomosda Tanjunganom Nganjuk menerima Anugerah Literasi kategori Guru Inspirator Literasi. Dia bersama teman-temannya juga menjadi panitia even bergengsi kali ini. Sebelumnya, dia mengisi coaching materi menulis puisi H-3 pada kelas zoom meeting.
Acara selanjutnya adalah materi dari Dik Doank. Salah satu artis tahun 90-an yang masih enerjik. Dik Doank lebih mirip dai daripada pemateri. Isinya lebih agamis dengan sering mengajak peserta beristighfar. Mengawali materinya, Dik Doank bertanya kepada audiens, siapakah orang salih itu? orang salih adalah orang yang benar-benar memikirkan perbuatan baiknya dan kemaslahatan umat.
Dik Doank juga membuka kesadaran para peserta bahwa menjadi guru tidak hanya mentransfer pengetahuan. Setiap peserta diminta menggambar pohon di kertas yang sudah dibawa dari rumah. Hasilnya adalah cermin diri dari yang menggambarnya. Pohon adalah ayat kauniyah yang ada di sekeliling kita.
Pohon kecil menggambarkan guru yang kurang bergaul. Pohon yang mempunyai akar banyak dan kuat menggambarkan guru yang mempunyai banyak keterampilan. Guru harus mempunyai banyak keterampilan agar apa yang diajarkan kepada muridnya tidak sebatas teori saja. Guru harus banyak bisa. Bisa mengerjakan banyak hal dan tidak pernah merasa sibuk. Pohon yang besar, rindang, dan berbuah melambangkan seorang guru yang banyak memberi manfaat kepada peserta didiknya. Kalau ada guru yang tidak suka menanam, bagaimana dia bisa meneduhkan jiwa muridnya? Lebih tajam lagi Dik Doank menyuruh masyarakat untuk memilih sekolah yang banyak tanamannya.
Selanjutnya, Dik Doank mengajak guru untuk berwirausaha atau berdagang. Berdagang adalah profesi Rasulullah. Orang yang berdagang mempunyai jiwa yang kuat dan tangguh. Berdagang bisa dilakukan di sela-sela pekerjaan sebagai guru. Zaman sekarang ini hal itu tidaklah mustahil karena semua bisa dilakukan melalui online. Perekonomian seorang guru harus kuat agar bisa ikhlas dan tenang dalam mendidik murid-muridnya. Kesuksesan peserta didik karena keikhlasan guru yang mengajarnya.